Hari ini tak seperti biasanya. Baju
berwarna pastel dengan sedikit motif bunga membuat aku lebih manis dari hari
kemarin. Dipadu dengan jeans biru langit membuat tampilanku sangat feminim pagi
ini. Jilbab berwarna sama dengan bajuku seakan mempertegas bahwa hari ini aku
tampak ceria. Hari pun menyambutku dengan hangatnya. Matahari hanya sedikit
membuka mata, agar aku tidak kepanasan melewati jalan panjang menuju kantor ku.
Indahnya pagi ini, suara knalpot metromini yang selalu kunaiki tak terlalu
berisik. Padatnya lalu lintas tak terasa. Jalanan begitu lancar. Hanya saja pak
polisi yang memasang muka merajuk, karena tidak ada satupun kendaraan yang bisa
dicegatnya.
Aku sengaja duduk di samping
jendela. Aku bisa melihat gedung tinggi dan mobil yang berseliweran sepanjang
perjalananku menuju kantor. Semakin asik jika ada penyanyi jalanan dengan suara
merdunya mengiringi ku di metromini ini. Hari ini dia menyayikan lagu kesukaan
ku “pelangi”. Ternyata dia orang ambon, pantas saja suaranya mirip dengan
penyanyi sebenarnya “gleen fredly”. Wah bagusnya
!!
Tak terasa metromini sudah sampai
tepat di depan kantorku. Gedung tinggi yang sedang kutatap ini, membuat ukiran
manis dibibirku. Aku masuk dengan senyuman dan menyapa pak satpam. Dia orang pertama
yang ketemui setiap pagiku. Lift pun
terbuka dan aku pun langsung naik kelantai enam tempat dimana aku bekerja.
Meja kerja yang selalu menemaniku
tampak rapi. Disudutnya ada bingkai foto sederhana. senyuman yang ada di foto
itu membuat aku selalu bersemangat menikmati hari lelah kerjaku. Mawar berwarna
merah jambu mempercantik suasana meja kerjaku.
Jam sudah menunjukkan pukul 10
pagi. Aku pun mengintip ruang kerja bos yang tak jauh dari mejaku. Kupikir saat
ini dia tidak sibuk. Aku menghela nafas dengan cepat. Dengan keberanian aku
mengetuk pintunya. Seperti biasa, dia selalu saja tersenyum. Dia adalah
motivasi terbesarku, tak hanya itu dia juga menjadi panutan selama hidup di Jakarta
ini. Dan hari ini ini aku sedikit deg deg-an menemuinya. Dia menyapaku dengan
hangat. Dan akupun dipersilahkan duduk di sofa ruang kerjanya.
Tanpa basa basi aku menyerahkan
sepucuk surat beramplop putih. Sesaat dia membacanya, awalnya tampak sedikit
raut muka terkejut, namun perlahan terukir senyum bijaksana. Dia memberikan ku
ucapan selamat. Katanya:
“Terimakasih sudah bekerja sama selama ini,
ambil semua manfaat dan jadikan bekal dikemudian hari. Saya hanya berpesan,
kalau kamu sudah tiba di Aceh, harus menjadi orang sukses, dan saya sangat
yakin dengan itu. Titip salam buat orang tua, katakan kepada meraka kalau saya
sangat bangga terhadapmu. Oia, jangan sungkan untuk mengirimkan saya kopi aceh
ya, hehe. Sukses fika, kita akan selalu menjadi teman. Hubungi saya jika kamu
membutuhkan teman untuk bertukar fikiran. Selamat jalan”
Meja kerja yang selalu menjadi
teman ku, kini sudah bersih. Terakhir, kumasukkan bingkai foto itu. Sebelumnya,
kutatap dia sesaat, batinku berkata “sebentar lagi”. Aku sangat bahagia,
sekaligus terharu. Sudah saatnya aku meninggalkan Jakarta. Kota dimana mendidik
ku menjadi wanita dewasa. Aku pergi hari ini. Pulang ketempat asalku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar