Rabu, 01 September 2010

sahabat ku itu tegar sekali, aku kagum

dia adalah sahabat ku.

sejak di bangku SMP aku sudah mengenalnya, parasnya cantik, tinggi dan memiliki senyum yang indah. dia istimewa, karena dibalik keceriaanya di selalu bisa bersyukur atas yang musibah yang menimpanya.

malam itu tak biasanya aku memutuskan untuk berkunjung ke tempat tinggalnya. suasana malam itu sejuk, bahkan angin dengan lincahnya bisa menyapa wajah yang kian hari terlihat jelas akan diri kita sebenarnya, dewasa dan menua, bahkan tak berdaya. bulan sedikit menampakkan dirinya, lalu kembali bersembunyii dengan malu di balik
awan.

dirumah tak ada siapa-siapa, hanya ada aku,dia dan seorang pembantu. layaknya tuan rumah, dia menjamu ku dengan makanan kesukaan ku, durian. tak lama setelah itu, aku mengajaknya untuk sholat berjamaah, kebetulan kami berdua belum sholat isya. sholat kali ini begitu damai, karena pada awalnya aku sempat sharing ilmu tentang bagaimana cara sholat khusyuk, dimana menghadirkan Tuhan di hadapan kita.

usai sholat, kami tersenyum dan merasakan kebahagian yang luar biasa, seakan tuhan itu dekat. kami bercerita tentang keluguan masa lalu dan indahnya masa yang telah kami lewati, hingga ia bercerita tentang orang tuanya. seketika, ia terdiam namun rawut wajahnya tersenyum bahagia, ya keluarganya telah tiada. ibu, bapak, kakak sudah wafat pada kejadian tsunami yang menimpa aceh pada 24 Desember 2004 silam. dia hidup sebatang kara sejak itu, meski masih ada beberapa keluarga dekat yang masih hidup.

sulit memang untuk menjadi orang yang ditinggalkan, apalagi mereka(keluarga) pergi tanpa kata, hilang begitu saja. meninggalkannya seorang diri di perantauan. tak ada lagi hari lebaran berkumpul dengan ibu dan bapak, tak ada
lagi senda gurau dengan kakak, tidak ada lagi tempat mengeluh kesah, tak ada lagi tawa riang yang biasaya hadir disaat makan bersama, kini sudah tiada. awalnya dia tak sanggup menerima kenyataan bahwa sudah ditinggalkan, sendiri di dunia fana ini.

sempat dia bertanya pada tuhan,"kenapa harus aku?". lambat laun, dengan mulai memahami bahwa hidup itu untuk allah dan semua akan kembali padaNya, dan dia dijadikan yatim piatu di dunia karena pilihan Tuhan kepadanya. keyakinannya adalah suatu ketentuan yang diberikan Tuhan kepada hambanya karena ia adalah orang yang tepat untuk menjalaninya. Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya. dan dia menyadari satu hal, bahwa tak ada yang abadi di muka bumi ini. bahkan orang yang paling menyayangi dirinya pun dapat meninggalkannya seketika.

aku mulai berfikir, bahwa tak seseorang, benda atau apapun di muka bumi ini yang dapat menjadi sandaran untuk kita. mereka itu fana, mereka itu debu yang jika di tiup akan hilang entah kemana. hidup itu ada yang datang dan ada yang pergi. disaat seseorang datang pada kita, maka wajiblah kita untuk menggembirakannya, jika sudah saatnya dia pergi, berilah kebaikan untuknya. mungkin saat ini, cinta kita terhadap makhluk, harta, jabatan sangat kita sanjungkan, bahkan melebihi cinta kita padaNya. namun itu dapat hilang dalam sekejap mata memandang. mereka akan pergi begitu saja, namun Tuhan tidak. ingatlah disaat satu langkah mu kepadaNya, maka Tuhan mu seakan berlari untuk merangkul mu. cintaNya melebihi cintamu kepada sesuatu yang kau cintai.

bersyukur dan bersabarlah kita hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, sekarang juga. karena itulah kunci kecintaan terhadap Tuhan kita. sahabatku, aku mungkin tak setegar dirimu, dan aku percaya bahwa engkau memang pilihan. kesabaran dan rasa bersyukurmu yang menjadi pelajaran terpenting saat bertemu denganmu.

.:: terima kasih untuk Maya ^^

2 komentar:

  1. tabah ya temen kamu itu... :)
    mimpi bokap and nyokap meninggal aja, aku sesunggrukan dalam mimpi dan pas bangun ternyata juga sesunggrukan *malah curcol*

    tapi memang semua milik kita bukanlah milik kita...jadi kalau sudah ada kesadaran itu, ga akan terlalu sedih kalo tiba-tiba hilang :) *true experience :p*

    BalasHapus
  2. iya win... banget, dan kita harus mempersiapkan diri.. karena orang2 yang kita cintai bahkan kita juga akan pergi....

    BalasHapus