Jumat, 20 Agustus 2010

tami - dia pergi saat fajar

waktu, subuh, pagi.

angin bersayup-sayup membawa lantunan adzan yang merdu.
suara indah itu terasa sejuk terdengar di setiap telinga yg mendamba.
alunan surga di hening pagi menuntun insan agar tergerak hatinya,
untuk bangkit, bertemu untuk memuja.

tapi...
ada sebagian dari mereka menutup mata..ada pula yang menutup telinga.

tapi...
tidak dengan dia.

meski raga kian kaku .
darah yang sebentar lagi membeku.
bibir yang terasa kelu.
mata seakan me-layu.

namun .
mata hati dan jiwanya tetap terjaga.
menanti kepastian akan dirinya.

tak seorangpun tahu.
kunjungan di pagi itu adalah pelabuhan terakhir baginya.

entah apa yang terjadi antara ia dan sang penjemputnya.

semoga kemudahan dan senyum yang dihadapi.
somoga mata yang cerah yang akan menatap.
semoga tangan yang lembut yang membelai.
semoga untaian dzikir yang membawa.
pergi dengan membawa kebahagiaan untuknya.

di saat nafas terakhir baginya.
itulah petanda perpisahan baginya dan dunia.
meninggalkan cinta dan persahabatan.
kasih dan sayang.

kini dia pergi...bersama fajar dan alunan surga.
meninggalkan insan yang pasti akan menyusulnya.
meski tak seorang pun tau kapan tiba fajarnya,

untuk yang terkasih...
kami mencintaimu.
kami menyayangimu.
kami merindukanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar